Peduli, Apa Menjatuhkan?

Hari ini aku lihat salah satu acara berita di tv. Menyiarkan tentang betapa buruknya pemerintah merawat salah satu transportasi “andalan” Jakarta yaitu Bus Trans Jakarta. Bisa dibilang buruknya penanganan mengakibatkan ketidak nyamanan para penumpang bus, karena pada tahun 2013 ini penumpang Bus Trans Jakarta malah meningkat drastis. Kalau dipikir-pikir secara logika nih, kalo bus nya gak nyaman ngapain malah banyak yang naik, kan aneh, dibilang juga Bus Trans Jakarta fasilitasnya tidak layak sehingga tidak membedakan dengan Kopaja atau sejenisnya. Nah yang ini juga aneh, kalau tarifnya sama dan fasilitasnya juga sama ngapain banding-bandingin toh kan sama saja, (maaf karena bukan orang Jakarta jadi gak tau tarif aslinya J ). Lalu juga semisal tarif naik Kopaja lebih murah, nah karena fasilitasnya sama saja ngapain naik yang mahal-mahal kan?

            Sebenarnya kita tidak perlu mengkritik pemerintah sebegitu kejinya, karena letak inti masalahnya juga ada ada kita. Kita selalu menyalahkan pemerintah tentang Bus Trans Jakarta yang tidak terawat padahal kadang-kadang tangan kita sendiri yang jahil. Sadar atau tidak sadar ya memang itu yang kita lakukan. Lalu masalah lelet atau lambatnya Bus Trans Jakarta yang timingnya harusnya datang 5 menit sekali menjadi 30 menit – 45 menit (ini mengomentari dari salah satu masyarakat yang diwawancarai pada siaran berita tersebut), nah itu juga salah masyarakat sendiri. Kepikir gak orang-orang yang sombong yang mentang-mentang punya mobil pribadi berkecepatan kilat dengan seenaknya menggunakan jalur Bus Trans Jakarta tadi, ya memang kalau dipandang-pandang secara luar mereka orang-orang kaya, berpendidikan tinggi, bekerja sebagai pegawai kantoran yang gajinya selangit, tapi mereka bodoh. Udah dibilangin itu jalur khusus Bus Trans Jakarta kog masih dipakai aja, berarti mereka kan sama aja tuli sama juga dengan buta. Bukan maksud saya membela orang-orang yang tidak punya, tapi saya lebih peduli dengan orang yang tidak punya, mereka lebih sadar mau menggunakan fasilitas umum meski dibilang tidak layak lah, tidak memadai lah, daripada orang kaya yang tidak tahu etika.
            Balik lagi ke permasalahan utama, sebenarnya kalau kita mau menghargai pemerintah, baik kaya maupun yang tak berada harusnya bisa dong berpikir logis. Yang miskin yang biasanya pake fasilitas umum, hey guys, itu barang bukan punya loe, jadi jaga tu tangan. Itu fasilitas ibaratnya dipinjami pemerintah buat kita, buat ngeringanin beban kita jadi sepatutnya jangan protes-protes melulu tapi juga kita jaga. Bisa baca kan, kan banyak tu selogan-selogan yang nyaranin buat jaga kebersihan jaga juga tingkah laku kita dimanapun, tak terkecuali di Busway juga. Sekarang buat yang ngakunya orang kaya, perbaiki sikap diri, tidak sepatutnya menyombongkan diri seperti itu, ya kita tahu jadwal orang kaya kan banyak tapi kalau sudah tahu jadwalnya banyak sebaiknya jangan bangun siang-siang, bangun pagi-pagi biar gak kena macet. Bisa mikir kan, masak berpendidikan tinggi sampai keluar negeri gitu aja gak bisa mikir.
STOP menyalahkan orang lain, apalagi pemerintah. Pemerintah siapa yang milih, kita juga kan? Nah apa kita mau menyalahkan pilihan kita sendiri.? Ibarat kata nih kalau kita udah milih pasangan apalagi udah nikah terus kalau gak cocok apa langsung putus atau cerai gitu aja? Pasti mikir gini, andai aku dulu gak milih kamu, andai aku dulu milih dia pasti hidupku gak begini. BELUM TENTU. Gile aja, pacar loe, loe katain kayak gitu sandal mungkin bisa melayang. Pemerintah juga bukan orang yang asal-asalan, mereka sudah terseleksi oleh sistem pemerintah dasar yang dibuat oleh masyarakat Indonesia pada jaman dahulu kala, oleh kakek nenek yang berperang di medan kemerdekaan. Apa loe juga mau nyalahin nenek kakek loe dulu. Sekalian salahin juga orang tua loe yang ngelahirin eloe di negara yang menyedihkan kayak gini.
Jadi guys, pemerintah itu sebenarnya orang-orang yang pintar, tapi mereka tertekan karena masyarakatnya yang kurang percaya juga terlalu banyak bicara (kayak gue gak aja Hahahahay), selalu mengkritik dan protes tapi kurang sadar diri dalam mengoreksi kesalahan sendiri. Coba deh satu bulan aja beri waktu pemerintah berfikir dan masyarakatnya membenahi diri dan nurut apa kata pemerintah, pasti itu jauh lebih baik. Pingin rasanya punya negara yang damai kayak negara Jepang (terhipnotis anime-anime), udah pemerintahannya bagus, masyaraktnya juga sadar diri. Jadi hidup itu terasa ada manfaatnya gitu, gak saling menyalahkan, saling menghargai, meletakkan kritik dan saran pada tempatnya. Sekian dulu catatan ringakasan apa yang gue dapet hari ini, moga-moga catatan Kritik Pedas Cabai ini bisa membangun pola berpikir masyarakat yang lebih baik lagi. Yang tidak hanya menjadi masyarakat komentator tapi juga masyarakat yang bisa memainkan perannya masing-masing.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya., :)