Kelahiran dan kematian merupakan suatu sinkronisasi dalam
kehidupan. Sama halnya dengan datang dan pergi, berjumpa dan berpisah. Semua
itu sudah hukum alam, selalu ada timbal balik atau kebalikan. Ada yang kaya ada
pula yang miskin, ada yang pandai ada pula yang bodoh, ada yang gemuk
seharusnya ada juga yang kurus. Tidak mungkin seseorang yang gemuk dikatakan
gemuk jika tidak dibandingkan dengan orang yang lebih kurus darinya. Kodrat
alam diciptakan dengan semua sistim keseimbangannya. Karena sesuatu yang tidak
seimbang atau yang berlebihan itu tidak baik.
Baik untuk kelangsungan hidup maupun sistim tatanan kehidupan. Bayangkan
saja jika semua orang di dunia kaya. Tentu siapa yang mau bekerja keras menjadi
petani maupun nelayan? Tentu tidak akan seimbang bukan? Nah sudah menjadi
barang tentu dan pasti dalam kehidupan adalah kematian dan kelahiran. Tiada
yang tahu takdir Tuhan, karena sudah
pasti dalam Firman-Nya bahwa jodoh, rezeki, dan mati adalah Rahasia Tuhan.
Jadi, siapa yang bisa menanggung kehidupan seseorang akan selamanya?
Jika memang kematian adalah sebuah takdir yang tidak
dapat dielakkan, lalu kenapa musti dipermasalahkan? Tidak, bukan mempermasalahkan,
namun sungguh disayangkan jika yang meninggal itu adalah ibu-ibu yang sedang berjuang
melahirkan seorang individu baru yang nantinya bisa menjadi penerus kemerdekan
bangsa. Sungguh disayangkan jika ibu-ibu tersebut tidak bisa melihat tumbuh
kembang buah hati yang dilahirkan. Memang meninggalnya mereka merupakan perjuangan keras, antara
hidup dan mati, dan kematian mereka merupakan kematian yang khusnul khotimah
atau mait syahid (dalam ajaran islam).
Jujur, saya pun agaknya kurang setuju
dengan statement lomba ini yang menyatakan bahwa setiap harinya ada ibu
melahirkan yang meninggal sia – sia. Apa? Sia – sia? Tidak ada
seorang ibu pun yang menyesal jika ditanya karena alasan melahirkan sang anak
dia meninggal. Bukan ibu namanya jika ada rasa pamrih terhadap anaknya sendiri.
Bahkan induk laba – laba pun rela mengorbankan dirinya sendiri untuk dimakan
oleh anak – anaknya. Apalagi melahirkan merupakan sebuah perjuangan syahid di
jalan Tuhan, pasti rela dan ikhlas tentunya. Meskipun ada kekecewaan tidak bisa
melihat tumbuh kembang sang anak.
Bicara diluar takdir Tuhan dan hukum alam tentang
kematian. Sia – sia, maupun tidak akan meninggalnya seorang ibu saat
melahirkan. Menjaga kesehatan juga sangat diperlukan. Mengapa? Karena banyak
dari kita tidak peduli akan kesehatan sehingga jarak dengan kematian semakin
dekat. Mengapa demikian? Karena jika kita sakit maka tubuh semakin lemah, dan
malaikat maut semakin mudah untuk mencabut nyawa kita. Maka dari itu kita wajib
menjaga kesehatan kita. Terutama para ibu yang sedang hamil. Karena mereka
harus pintar menjaga kesehatan yang sangat berpengaruh terhadap janin yang
mereka kandung. Riset tentang banyaknya kematian yang terjadi pada ibu
melahirkan itu mungkin dikarenakan beberapa faktor yang berisiko jika ibu melahirkan.
Diantaranya usia. Usia ibu yang melahirkan sangatlah berpengaruh pada
kelangsungan proses bersalin itu sendiri. Karena jika usia sang ibu terlalu muda, rahim ibu sangatlah
rapuh dan rentan terhadap goncangan. Jadi sangat berisiko pada sang ibu dan
calon anak yang dikandungnya. Pun demikian pada ibu melahirkan yang usianya
sudah mendekati menepouse. Itu malah semakin membahayakan. Tak hanya nyawa sang
anak yang bisa melayang namun nyawa sang ibu juga. Dari masalah itu kita
kembali lagi pada keseimbangan, karena memang pada hakikatnya apapun yang seimbang
itu jauh lebih baik daripada yang kurang ataupun yang teralu berlebihan. Hamil
dan melahirkanlah pada usia yang cukup karena itu bisa menjamin keselamatan
pada diri sang ibu dan calon sibuah hati.
Faktor
lain yang mempengaruhi besarnya angka kematian pada ibu melahirkan adalah
penyakit yang diderita sang ibu. Dizaman yang serba instan ini banyak dari kita
yang suka mengkonsumsi makanan-makanan junk food atau makanan-manakan cepat
saji. Makanan-makanan tersebut memiliki zat-zat yang sangat merugikan bagi
tubuh. Dan jika ibu hamil sering mengkonsumsi makanan ini tidak menutup
kemungkinan akan berpengaruh juga pada kesehatan janin yang dikandung. Jika sudah
begitu maka keberhasilan bersalin sangat beresiko. Selain itu jika janin
membesar didalam kandungan jalan terbaik yang ditempuh untuk bersalin adalah
operasi (ceisar) karena sangat berbahaya jika prosesnya secara normal. Berbahaya
untuk si bayi dan sang ibu, karena bisa saja malah sang ibu yang harus
berkorban demi anaknya, dan itu tidak hanya merugikan bagi sang ibu saja, sang
anak pun harus rela melangsungkan hidupnya tanpa belaian kasih sang ibu.
Sungguh sangat disayangkan hal yang seperti itu.
Dengan
adanya berbagai faktor yang menyebabkan begitu banyak kerugian sebaiknya proses
persalinan tersebut menggunakan cara terbaik dan yang paling aman. Seperti kita
tahu bahwa perkembangan zaman sudah modern, banyak cara yang bisa ditempuh
untuk satu buah permasalahan. Contoh saja masalah bersalin ini, dengan adanya
kemajuan teknologi kita dapat menggunakan cara operasi yang biasa disebut
operasi ceisar untuk melangsungkan proses bersalin tersebut. Namun jika tidak
ingin mengambil cara medis seperti operasi karena beberapa sebab bisa juga
menggunakan metode lain, seperti melahirkan di dalam air. Untuk ini saya kurang
begitu paham bagaimana teknisnya, namun cara ini sangat dianjurkan untuk
ibu-ibu muda ataupun ibu-ibu yang sudah divonis berisiko jika melahirkan. Tentu
cara ini dianggap paling aman bagi sebagian orang dan sebagian dokter yang
menyarankannya.
Setelah
adanya permasalahan ini mari kita bersama peduli akan kesehatan bangsa yang
berkaitan dengan kelangsungan generasi bangsa, karena dari para ibu lah tumbuh
para genarasi penerus bangsa yang bertalenta serta dapat mengharumkan nama
negara Indonesia. Sadar akan kesehatan dan lebih menjaga diri dari yang namanya
penyakit itu lebih baik. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?
Dan seyogyanya untuk
kita semua tidak arogan dalam menanggapi permasalahan bangsa yang begitu
kompleks, karena tidak ada masalah tanpa adanya jalan keluar. Ibarat kata
pepatah Jerman “jika Tuhan memberi kita roti yang keras, maka Tuhan pun sudah
memberi kita gigi yang kuat”. Jika Tuhan memberi kita permasalahan tidak
mungkin Tuhan tidak memberi kita jalan keluarnya. Selalu ada solusi dibalik
semua permasalahan yang ada, tinggal kita sendiri yang mau berusaha mencari
jalan keluar itu atau hanya diam merenung di dalam kamar yang tak berarti.
Tema : Angka Kematian Ibu
Subtema : Ibu Melahirkan Tidak Harus Mati
Judul : Sadar Kesehatan Dalam Tatanan
Keseimbangan Kehidupan
Jumlah kata : 950 kata
Karya : Min Ilahi Ilaiyah
Tulisan ini pernah diikut sertakan dalam lomba megawati institute.