SULITKAH JADI PEMIMPIN?



Negara kita tercinta, Indonesia. Pada tahun 1945 negara kita merdeka, setelah sekian lama terjajah negara lain. Selama hampir 3,5 abad negara kita tercinta dijajah Belanda, setelah itu Jepang ikut – ikutan pula menjajah negara kita.
Akhirnyalah pada tahun 1945 Presiden pertam Indonesia Bapak Ir.Soekarno membacakan proklamasi kemerdekaan, tepatnya hari Jumat tanggal 17 Agustus tahun 1945 pukul 10.00 WIB.
Soekarno, Soeharto, Habibie, GusDur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono adalah sederet nama – nama yang pernah mengisi pigura kepresidenan. Beliau – beliau telah memimpin negara kita menuju kesejahteraan, namun sudahkan negara kita ini benar – benar merdeka?
Setelah masa reformasi pemimpin kita mulai dipilih rakyat, rakyat sendiri yang menentukan nasib Indonesia kedepan selama 5 tahun. Pada tahun 2004 pertama kali Indonesia mengadakan pesta demokrasi, Bapak SBY pertama kali menjadi presiden yang dipilih langsung melalui Pemilu dan langsung oleh rakyat.

LDR (Nyusahin apa Bahagiain sih?)



LDR, Long Distance Realationship atau lebih dikenal hubungan jarak jauh, adakah kesalahan dengan hubungan jarak jauh? No, sama seklai tidak. Beberapa alasan kenapa terjadi LDR juga tidak dikehandaki oleh sepasang kekasih. Siapa yang kuat bila menjalani hubungan dengan dibatasi jarak? Kurang diperhatikan, kurang dibelai, haahaa pisss ^_^ rentang selingkuh itu sudah pasti. Hampir 80% sepasang kekasih yang menjalani LDR ada salah satu insannya yang selingkuh bahkan kedua-duanya juga saling selingkuh. Hmm parah :”(

Begitu banyak sisi negatif yang dialami sepasang kekasih yang menjalani hubungan jarak jauh. Tapi apabila tuntutan pekerjaan, tuntutan pendidikan bahkan tuntutan alam yang memaksa kedua insan tersebut menjalani LDR maka harus dijalani. Tapi ada satu hal yang harus dipahami dalam menjalani hubungan agar tak ada kata problem atau masalah dalam menjalani LDR. Dalam suatu hubungan kekasih janganlah ada kata paling tapi gunakanlah kata saling.

Gue Butuh Internet, pake Bangeeettt..!!

Bicara masalah internet, yah internet sudah jadi barang lumrah di sekitar kita, entah itu orang tua atau pun anak – anak. Kebanyakan memang sih kaula muda, tapi mereka yang under or over daripada itu justru semakin kepo apa itu internet. Jika menerangkan kepada yang lebih tua tentu lebih muda memahaminya, kalau jelasin ke anak kecil, ah tau lah pake bahasa apa.

Sehari tanpa internet serasa mungkin seperti sebulan tanpa informasi, kepo banget rasanya. Aduh aduh jangankan sehari, setengah hari saja udah gak bisa tuh. Apalagi yang kerjanya udah bergulat di dunia maya, yang bisnisnya bejibun banyaknya di dunia yang tak berwujud itu. Pasti repot banget. Iya, kalau bicara manfaat internet udah pasti banyak banget, bisnis di internet juga udah mulai marak, gak perlu lagi deh wara – wiri kesana kemari, pulang pergi dengan aktifitas rutin yang itu – itu ajah, cukup punya komputer lalu ada koneksi internet, semua pasti beres. Duit udah mengalir bak keran bocor ajah.

CALEG ooohhh CALEG



PEMILU ooohhh PEMILU
Pemilu, program 5 tahunan di Indonesia yang banyak dinanti - nanti oleh banyak orang, entah siapa yang menanti. tapi mari kita ulas bersama. 

Waktu sudah menandakan awal bulan April. Awal bulan dimana mereka bilang bahwa inilah tahun dan bulan untuk pesta demokrasi. Aku gak tahu makna dari pesta demokrasi itu apa. pesta untuk apa? untuk siapa? Dan siapa yang berpesta, aku tidak tahu. Mungkin banyak dari kalian acuh terhadap momen “pesta” ini, mungkin juga masih banyak yang berpikir yang dimaksud “pesta” itu kita bisa dapat uang ya paling tidak selembar uang biru dari para caleg – caleg yang menginginkan kita mencoblos nama mereka di kertas pemilihan. Ya mungkin itu sekedar pemikiran simpel tentang arti “pesta demokrasi” itu sendiri. Pemikiran untuk para orang – orang yang acuh terhadap masa depan bangsanya sendiri. Bukan acuh tapi masa bodo. Ya itu mah sama saja. Mungkin dari sebagian yang berpikir “dipikiri juga bagaimana, toh para caleg tujuannya sama” #jadi inget iklan rokok ditipi, hahahah. Sebenernya ada juga benernya, kita milih caleg itu juga dapat apa, maksimal yang didapat juga paling uang seratus ribuan, karena semua caleg ngomongnya sama. Janjinya juga pasti sama, tidak ada yang beda, dengan alasan inilah itulah dan semua tetekbengeknya yang gak penting. Tapi, penting gak penting kita harus menentukan pilihan. Entah itu karena imbalan yang diberi atau karena hati yang berbicara. Bermacam – macam alasan kita untuk menentukan suara itu gak penting buat si caleg, yang penting buat mereka adalah banyaknya kertas suara yang memilih mereka. Namun buat kita para pemilih, alasan kita yang membuat kita memilih caleg itulah yang paling mendasar dan paling penting buat kita, berusaha untuk bersikap adil dan dewasa dalam mennentukan sikap itu sudah menjadi point penting dalam acara “pesta’ ini.

Solidaritas atau buta hukum?




Berita sudah mulai marak dengan pemberitaan Satinah, sang TKI yang masih menunggu penghukuman di Saudi Arabia. Hukuman pancung yang akan dijalani oleh Satinah karena kesalahan yang diperbuatnya yaitu membunuh dan mencuri uang majikannya. Ini menjadi sebuah perdebatan yang begitu simpel dipemikiran saya. Disana Satinah menunggu waktu penghukuman yang rencananya akan dilaksanakan tanggal 3 April 2014 ini. Sementara di Indonesia negara dimana Satinah berasal sedang berusaha mengumpulkan dana sebesar 21 Miliyar rupiah untuk menebus orang yang jelas – jelas nyata bersalah. Ya mungkin alasan mereka adalah karena Satinah adalah orang Indonesia dan karena TKI adalah devisa negara terbesar. Ayolah, ada berapa banyak Satinah yang akan kita tebus karena kesalah yang jelas – jelas mereka lakukan. Karena di luar sana ada begitu banyak TKI yang nasibnya pun tinggal menghitung hari. Tidak hanya satu, tapi puluhan atau bahkan ratusan. Tidak hanya Satinah saja. Mungkin ada jawaban lain? Solidaritas? Solidaritas apa yang kalian tunjukkan, rasa solidaritas dan nasionalisme kalian itu salah besar. Bukan pada perkara ini kalian menunjukkan rasa nasionalisme kalian. Apa kalian tutup mata kalian? Kalian bungkam telinga kalian?